Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2009

Pendidikan Bukan Angka 8 dan 9, Tapi Kejujuran

Luar biasa …………………………… itulah mungkin ungkapan yang pantas menggambarkan apresiasiku atas film “Laskar Pelangi”. Sebuah film yang cukup fantastis. Film yang cukup bermutu bagi anak-anak dan orang tua. Cukup inspiratif dan mengajarkan banyak hal, terutama kepada anak-anak muda. Aku baru nonton, karena harus ngantri lama, kemarin dapat tiket, karena ada lebih memerlukan ya ga apa-apalah. Karya Riri Riza ini cukup baik momotret bagaimana kondisi kemiskinan di pabrik-pabrik timah di Belitong. Strata sosial yang begitu menganga. Barangkali inilah potret yang terjadi pada Freeport di Papua, Chevron di Riau, Aceh dan di pabrik-pabrik lainnya di seluruh pelosok negeri. Anak-anak negeri tidak mampu mereguk kekayaan alamnya. Mereka terstrata menjadi susunan-susunan sosial yang susah dipahami oleh akal manusia. Seorang anak tidak boleh bergaul sesama anak manusia lainnya, hanya karena ia bukan bagian dari pabrik Timah itu. Sangat menjijikkan. Dalam soal pendidikan, film ini begitu menohok kritikn...

Idul Fitri dan Syawalan

1 Syawal biasanya jadi persoalan bagi umat Islam di Indonesia. Kali ini, baik Muhammadiyah dan mayoritas umat Islam menetapkan 1 Syawal bertepatan dengan 1 Oktober 2008. Sebenarnya tidak terlalu pentinglah itu. Substansinya adalah sholat Id. Malam tanggal satu, aku agak telat tidur. Seperti biasanya, jam 02 dinihari. Sementara aku tidur si Muzakir belum tidur. Ia masih menikmati film Vietnam di salah satu channel TV. Sampai ia tak bisa tidur, ceritanya. Benar saja, sewaktu di alun-alun kuperhatikan ia nampak tertidur memang waktu takbiran. Kebetulan pagi itu aku sholat idul fitri di alun-alun utara. Di alun-alun, bertindak sebagai khatib dan imam ialah Prof Muhammad Chirzin, adik kandung M. Habib Chirzin - mantan komisioner KOMNAS HAM - sebagai profesor bidang tafsir, pak Muhammad begitu fasih menyampaikan khutbahnya. Ia mengulas seputar puasa, idul fitri dan ancaman ketahanan pangan. Usai sholat id, kembali ke kantor untuk ganti pakaian dan sebagainya. Rencananya ke rumahnya Irvan. Ku...

Ramadhan Telah Berlalu

Suasana kota gede malam itu tak seperti biasanya. Ada kerumunan anak-anak yang berbaris. Mereka seperti akan lomba gerak jalan saja. Namun dari penampilannya mereka sedang melakukan pawai takbiran. Suasana yang tak banyak lagi dilakukan oleh umumnya orang kota. Kota gede sendiri adalah kota lama, saat mataram Islam masih berjaya. Masyarakat kota gede pada umumnya hidup dari perniagaan. Malam itu bersama dengan dua orang teman. Kami nongkrong dipenjual sate, lapangan karang. Sejak sore kami ngumpul di shoping book. Kebetulan suasana Jogja sudah amat sepi. Bingun juga hendak berkunjung kemana. Semua mungkin sudah mudik. Di shoping kami buka puasa dengan sebotol teh. "Alhamdulillah, puasaku cukup sebulan" ujar Deni. Buka puasa sore itu menandai putaran akhir dari ramadhan. Sejurus lagi ia akan pergi membawa catatan amal dan kebaikan manusia menghadap sang khaliq. Mungkin catatan amalanku minus. Tak banyak yang bisa kulakukan di ramadhan ini. Tidak tadarrus, sholat malam jua ia, ...

Fasilitasi Abang Becak

Suasana amat santai penuh dengan kegembiraan sore itu. Selasa, 21 september 2008. Di gedung yang berperawakan tua, dimana Ahmad Dahlan mengembangkan gerakannya, Muhammadiyah. Gedung tua yang selama ini mungkin sangar ditengah ketuaan bangunannya. Sebagai gedung yang terletak dipinggir jalan, maka selalu banyak abang becak yang mangkal di depannya. Mereka tidur di atas becak, siang dan malam. Andai Ahmad Dahlan masih hidup ia akan menangis melihat mereka. Mungkin Ahmad Dahlan boleh mati. Tapi semngatnya, cita-citanya tidak boleh padam. Kegiatan nead assesment dan fasilitasi kelompok pengemudi becak sore itu seakan membuatnya sumringah. Ia menemui anak-anak cucunya tengah melaksanakan misi yang dulu juga pernah ia laksanakan dipusat keraton, Yogyakarta. Sebagai aktivis muda Muhammadiyah, tepatnya Ikatan Remaja Muhammadiyah saya merasa menemukan sebuah tantangan baru. Diriku yang selama ini mendalami teori-teori pendidikan Freire dan pelatihan-pelatihan dengan model orang dewasa kini mene...

Baksos

Plong. Mungkin itulah perasaan yang tergambar dalam suasana hatiku. Baksos yang kami rencanakan dapat terlaksana. Setelah tertunda sehari. Penyebabnya karena tak punya dana untuk membiayai kegiatan. Itulah susahnya jadi orang miskin. Serba susah. Kegiatan baksos ini dilaksanakan oleh PP IRM, BEM KM UGM dan RP Amartya. Sejak ramadhan ini, saya biasanya tidur ketika subuh hari. Tapi kali ini saya agak cepat tidur, dengan harapan dapat cepat bangun pagi hari. Alhamdulillah apa yang ku rencanakan semalam berjalan lancar. Pagi-pagi berangkat ke lokasi kegiatan. Dari tempatku masih cukup jauh. Karena naik bus, maka aku harus memperkirakan waktu dengan tepat. Sebab masih harus jalan kaki dari masjid dekat pasar kota gede kearah timur lagi. Kira-kira ada 800 meter, yah cukup berkeringat, apalagi sedang puasa. Sampai disana telah hadir teman-teman UGM dan RPA. Sampai disana acara dimulai. Acara dibuku oleh anak UGM, lalu saya dipersilakan untuk memberikan sambutan, berturut-turut presma UGM, RP...

Di ramadhan ini

Cukup lama sesungguhnya aku ingin menuliskan refleksi di ramadhan ini. Tapi entah apa gerangan yang membuat semuanya gak jadi. gak bisa fokus. Padahal cukup banyak kegiatan dan aktivitas yang mestinya aku rekam dalam blog ini. Diantaranya adalah pengajian ramadhan, bakti sosial dan pemeriksaan kesehatan gratis di banguntapan, Bantul. Tapi yang menarik adalah pengorganisasian abang becak dibilangan jalan ahmad dahlan. Oh iya, saya juga diundang Eko Prasetyo (aktivis pusham uii) untuk ceramah diperumahan dekat rumahnya. Sebenarnya agak grogi juga sich. Tapi ya, dijalani sajalah. Ide untuk mengorganisasikan abang becak di ahmad dahlan sebenarnya datang dari pak Said Tuhulele. Lalu terlibat diskusi beberapa kali dan akhirnya disepakati untuk mencoba mengorganisasikan mereka, abang becak. Sebagai langkah awal, akan dilakukan need assesment, dan pendataan. Aku kebagian pendataan, saya melaksanakan aktivitas itu disore hari usai buka puasa. Dua hati lamanya kulalui proses itu dan terdata 70 o...

Refleksi Kemerdekaan

Semarak bendera merah putih, umbul-umbul dan berbagai macam spanduk menandai peringatan ke-63 tahun kemerdekaan nasional. Diberbagai penjuru negeri, anak-anak bangsa merayakannya. Artikulasi perayaan pun bermacam-macam. Ada yang menggelar lomba-lomba dan berbagai aktivitas lainnya. Tapi pertanyaan yang cukup sederhana adalah sudahkan kita merdeka? Sementara disana disudut-sudut kampung masih saja anak negeri ini kelaparan, kekurangan gizi dan menderita penyakit. Sudahkan kita merdeka? Sementara kekayaan alam negeri kita masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Sudahkan kita merdeka kawan! Kita belum merdeka. Disana, di desa-desa masih saja terjadi pemiskinan. Anak-anak negeri belum bisa mengekspresikan keagamaannya dengan bebas sebagai hak asasi dari Tuhannya. Mereka diburu. Mereka ditidas. Mereka seperti pelaku kriminal. Kemerdekaan itu harus dimulai dari kemerdekaan batin, kemerdekaan fikiran. Karena kemerdekaan pada hakikatnya adalah kedaulatan. Kemerdekaan adalah kebebasan ...