Skip to main content

Fasilitasi Abang Becak


Suasana amat santai penuh dengan kegembiraan sore itu. Selasa, 21 september 2008. Di gedung yang berperawakan tua, dimana Ahmad Dahlan mengembangkan gerakannya, Muhammadiyah. Gedung tua yang selama ini mungkin sangar ditengah ketuaan bangunannya. Sebagai gedung yang terletak dipinggir jalan, maka selalu banyak abang becak yang mangkal di depannya. Mereka tidur di atas becak, siang dan malam. Andai Ahmad Dahlan masih hidup ia akan menangis melihat mereka.

Mungkin Ahmad Dahlan boleh mati. Tapi semngatnya, cita-citanya tidak boleh padam. Kegiatan nead assesment dan fasilitasi kelompok pengemudi becak sore itu seakan membuatnya sumringah. Ia menemui anak-anak cucunya tengah melaksanakan misi yang dulu juga pernah ia laksanakan dipusat keraton, Yogyakarta.


Sebagai aktivis muda Muhammadiyah, tepatnya Ikatan Remaja Muhammadiyah saya merasa menemukan sebuah tantangan baru. Diriku yang selama ini mendalami teori-teori pendidikan Freire dan pelatihan-pelatihan dengan model orang dewasa kini menemukan realitas yang sangat unik. Realitas pengemudi becak dan kesederhanaan keluarganya.

Pengalaman memfasilitasi komunitas pelajar, mahasiswa dan petani kapas cukup memberiku sesuatu yang berarti. Walaupun dari masing-masing mereka memiliki karakteristik dan keunikannya masing-masing. Aku dipercaya memfasilitasi analisa masalah dan harapan mereka. Alhamdulillah berkat pengalaman-pengalaman diatas, diriku tidak kikuk dan bisa dilalui dengan baik. Kendati pun aku mengalami kendala bahasa yang amat terasa. Tapi beruntunglah ada bahasa Indonesia. Sebagai sumbangan terbesar orang Riau, tutur Buya Syafii Ma'arif suatu ketika.

Comments

Popular posts from this blog

Pemamfaatan GIS dalam Dakwah Muhammadiyah

Dalam sebuah forum pengajian Ramadhan tahun 2010 yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah terlontar kegundahan banyak peserta. Apa pasalnya? Setiap periode, Muhammadiyah memprogramkan penyusunan peta dakwah, tapi tidak pernah bisa direalisasikan. Masalahnya bukan tidak bisa nyusun? Apalagi tidak punya sumberdaya. Problem utama saya kira ketidak jelasan fungsi manajemen dalam struktur PP Muhammadiyah yaitu, siapa yang bertugas dalam penyusunan peta dakwah itu. Di abad ini, dimana perkembangan teknologi yang sangat maju maka, mengandalkan peta dakwah konvensional sudah saatnya ditinggalkan. Salah satu teknologi pemetaan yang sangat efisien ialah bagaimana pemamfaatan sistem informasi geografis (SIG/GIS) dalam menyusun peta dakwah Muhammadiyah. Apa itu GIS dan kenapa Muhammadiyah harus memakai teknologi ini? GIS ialah sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, informasinya tentang p...

Perubahan Sosial dan Dinamika Gerakan Mahasiswa

Pengantar Dalam sejarah perjalanan bangsa pasca kemerdekaan Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan. Keberadaan gerakan mahasiswa dalam konstelasi sosial politik di negeri ini tak bisa dipandang sebelah mata. Diakui atau tidak, keberadaan mereka menjadi salah satu kekuatan ekstraparlemen yang selalu dipertimbangkan oleh berbagai kelompok kepentingan (interest group) terutama pengambil kebijakan, yakni negara. Gerakan mahasiswa baik sebelum ataupun pasca tahun 1998 bagi saya tidak bisa dipisahkan dari ruang dan waktu dimana entitas mahasiswa itu hadir. Karena itu gerakan mahasiswa selalu ...

Strategi Pendampingan Kader IPM

Salah satu konsepsi penting yang dilahirkan dari Semiloka Kader tahun 2002 di Makassar ialah pendampingan. Konsep pendampingan dalam konstruksi semiloka kader Makassar merupakan satu bangunan dengan fasilitator. Dalam sistem perkaderan IPM disebut dengan pelatihan fasilitator dan pendampingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia fasilitator diartikan sebagai orang yang menyediakan fasilitas. Dalam konteks pelatihan maka, fasilitator berfungsi melancarkan proses belajar, menyediakan informasi baru, dan memperkaya pengalaman peserta. Sementara pendampingan berarti menemani atau menyertai peserta dampingan dari dekat. Dalam konteks pemberdayaan pendampingan berarti pola dukungan. Bentuknya seperti dukungan personil, tenaga pendamping, relawan atau pihak lain yang memberikan penerangan, dukungan teknis, dan penyadaran. Sejak dirumuskan di Makassar tahun 2002 yang lalu, konsepsi pendampingan tidak pernah lagi dibicarakan. Padahal, konsepsi tersebut masih bersifat umum. Sehingga tidak bi...