Skip to main content

PNPM dan Politik Penjinakan

Mungkin anda pernah mendengar program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM). Program pemerintah yang dibiayai dari utang luar negeri. Yang diklaim oleh pemerintah sebuah keberhasilan. Seperti halnya bantuan langsung tunai.

Benarkah itu pemberdayaan? Atau hanyalah sekedar kamuflase. Lalu masyarakat dibuat tak bisa merdeka atas pikiran dan sikapnya. Sehingga masyarakat lalu - meminjam istilahnya Mansour Faqih - dijinakkan.


Jika dibuka kembali buku-buku teks tentang pemberdayaan, pemberdayaan dijelaskan sebagai pemberian kuasa bagi subyek yang tidak berdaya. Sehingga subyek tersebut memiliki kekuasaan alias bedaya. Jadi bisa dikatakan bahwa pemberdayaan hakikatnya adalah pemberkuasaan. Pertanyaan lanjutan ialah, apakah masyarakat sudah berkuasa?

Pertanyaan ini amat sulit untuk dijelaskan, setidak-tidaknya untuk mengukur tingkat keberdayaan publik. Sederhana saja, kekuasaan atas dirinya untuk memilih berdasarkan hati terdalamnya saja sudah didikte, apalagi berkuasa untuk hal lain. Jadi bagaimana kita harus bersetuju bahwa dilanjutkan, sementara banyak persoalan esensial yang tidak selesai dan tidak ditunaikan.

Saya amat setuju bahwa program-program pemerintah, PNPM, BLT, utang luar negeri (dalam bentuk obligasi) dan sebagainya telah berhasil menjinakkan publik. Lebih lanjut kritik terhadap PNPM, baca tulisan Agusta, Kritik Paradigma PNPM Mandiri.

Comments

Popular posts from this blog

Pemamfaatan GIS dalam Dakwah Muhammadiyah

Dalam sebuah forum pengajian Ramadhan tahun 2010 yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah terlontar kegundahan banyak peserta. Apa pasalnya? Setiap periode, Muhammadiyah memprogramkan penyusunan peta dakwah, tapi tidak pernah bisa direalisasikan. Masalahnya bukan tidak bisa nyusun? Apalagi tidak punya sumberdaya. Problem utama saya kira ketidak jelasan fungsi manajemen dalam struktur PP Muhammadiyah yaitu, siapa yang bertugas dalam penyusunan peta dakwah itu. Di abad ini, dimana perkembangan teknologi yang sangat maju maka, mengandalkan peta dakwah konvensional sudah saatnya ditinggalkan. Salah satu teknologi pemetaan yang sangat efisien ialah bagaimana pemamfaatan sistem informasi geografis (SIG/GIS) dalam menyusun peta dakwah Muhammadiyah. Apa itu GIS dan kenapa Muhammadiyah harus memakai teknologi ini? GIS ialah sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, informasinya tentang p...

Perubahan Sosial dan Dinamika Gerakan Mahasiswa

Pengantar Dalam sejarah perjalanan bangsa pasca kemerdekaan Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan. Keberadaan gerakan mahasiswa dalam konstelasi sosial politik di negeri ini tak bisa dipandang sebelah mata. Diakui atau tidak, keberadaan mereka menjadi salah satu kekuatan ekstraparlemen yang selalu dipertimbangkan oleh berbagai kelompok kepentingan (interest group) terutama pengambil kebijakan, yakni negara. Gerakan mahasiswa baik sebelum ataupun pasca tahun 1998 bagi saya tidak bisa dipisahkan dari ruang dan waktu dimana entitas mahasiswa itu hadir. Karena itu gerakan mahasiswa selalu ...

Strategi Pendampingan Kader IPM

Salah satu konsepsi penting yang dilahirkan dari Semiloka Kader tahun 2002 di Makassar ialah pendampingan. Konsep pendampingan dalam konstruksi semiloka kader Makassar merupakan satu bangunan dengan fasilitator. Dalam sistem perkaderan IPM disebut dengan pelatihan fasilitator dan pendampingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia fasilitator diartikan sebagai orang yang menyediakan fasilitas. Dalam konteks pelatihan maka, fasilitator berfungsi melancarkan proses belajar, menyediakan informasi baru, dan memperkaya pengalaman peserta. Sementara pendampingan berarti menemani atau menyertai peserta dampingan dari dekat. Dalam konteks pemberdayaan pendampingan berarti pola dukungan. Bentuknya seperti dukungan personil, tenaga pendamping, relawan atau pihak lain yang memberikan penerangan, dukungan teknis, dan penyadaran. Sejak dirumuskan di Makassar tahun 2002 yang lalu, konsepsi pendampingan tidak pernah lagi dibicarakan. Padahal, konsepsi tersebut masih bersifat umum. Sehingga tidak bi...