Skip to main content

New slabs, New Expectations

Akhir tahun biasanya ditandai dengan torompet, kembang api, bakar-bakaran atau lainnya. Trotoar ramai oleh penjual. Tak ketinggalan bocak kecil pun meramaikan akhir tahun ini dengan berjualan terompet. Apalagi akhir tahun kali ini banyak liburnya. Sehingga beberapa orang berlibur keluar kota. Ada yang ke Bali, Bandung, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya.

Saya pun sebenarnya berencana ke Makassar. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya tidak jadi. Malam tahun baru saya lalui seperti biasanya. Karena bagi saya, tidak ada bedanya antara tahun baru dan tahun lama. Yang penting buat saya, bagaimana kita bisa menarik hikmah atau makna dari sebuah proses.


Hampir tidak ada catatan menarik di tahun 2008, rakyat tetap saja miskin, tertindas dan dipolitisasi. Pemerintah tetap saja bernafsu untuk melepas tanggungjawabnya di bidang pendidikan.

Para elit tetap saja mengumbar keberhasilannya yang semu. Klaim menjijikkan itu misalnya "kami telah berhasil menurunkan harga BBM". Ihh, menggelikan. Kalau mau konsisten, ya ikut standar harga internasional dong. Liberalisasi kok setengah-setengah, yang istiqomah dong.

Beberapa kasus-kasus kemiskinan, tenaga kerja, kelangkaan pupuk pun turut dipolitisasi dalam rangka mengeruk untung di pemilu 2009. Begitu juga dengan partai-partai Islam yang sok ingin mengakhiri politik aliran. Turut mengumbar-ngumbar janji dan sok bersih.

Termasuk ketua ormas yang satu itu, yang perilakunya seperti ketua partai saja. Sehingga amat susah lagi dibedakan antara statement seorang ketua partai atau ketua ormas modern. Ahhh.... susah benar. Kalau mau jadi presiden atau wakil presiden, minta izinlah, saya kira warga akan dengan senang hati memberi izin untuk maju.

Tahun 2009 merupakan tahun panas. Tahun ini sangat menentukan. Sebab tahun 2009 akan dilaksanakan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden. Sehingga tahun ini akan terjadi tarung yang sengit baik antar caleg atau pun antara calon presiden. Kepada masyarakat, hanya ada satu kata, jika memang tidak ada calon pemimpin yang jujur, cerdas, amanah dan fatanah. Sudahlah lebih baik GOLPUT sajalah. Mungkin itu pilihan yang amat sulit, tapi mesti dilakukan.

Sukses buat semuanya.

Comments

Popular posts from this blog

Pemamfaatan GIS dalam Dakwah Muhammadiyah

Dalam sebuah forum pengajian Ramadhan tahun 2010 yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah terlontar kegundahan banyak peserta. Apa pasalnya? Setiap periode, Muhammadiyah memprogramkan penyusunan peta dakwah, tapi tidak pernah bisa direalisasikan. Masalahnya bukan tidak bisa nyusun? Apalagi tidak punya sumberdaya. Problem utama saya kira ketidak jelasan fungsi manajemen dalam struktur PP Muhammadiyah yaitu, siapa yang bertugas dalam penyusunan peta dakwah itu. Di abad ini, dimana perkembangan teknologi yang sangat maju maka, mengandalkan peta dakwah konvensional sudah saatnya ditinggalkan. Salah satu teknologi pemetaan yang sangat efisien ialah bagaimana pemamfaatan sistem informasi geografis (SIG/GIS) dalam menyusun peta dakwah Muhammadiyah. Apa itu GIS dan kenapa Muhammadiyah harus memakai teknologi ini? GIS ialah sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, informasinya tentang p...

Perubahan Sosial dan Dinamika Gerakan Mahasiswa

Pengantar Dalam sejarah perjalanan bangsa pasca kemerdekaan Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan. Keberadaan gerakan mahasiswa dalam konstelasi sosial politik di negeri ini tak bisa dipandang sebelah mata. Diakui atau tidak, keberadaan mereka menjadi salah satu kekuatan ekstraparlemen yang selalu dipertimbangkan oleh berbagai kelompok kepentingan (interest group) terutama pengambil kebijakan, yakni negara. Gerakan mahasiswa baik sebelum ataupun pasca tahun 1998 bagi saya tidak bisa dipisahkan dari ruang dan waktu dimana entitas mahasiswa itu hadir. Karena itu gerakan mahasiswa selalu ...

Strategi Pendampingan Kader IPM

Salah satu konsepsi penting yang dilahirkan dari Semiloka Kader tahun 2002 di Makassar ialah pendampingan. Konsep pendampingan dalam konstruksi semiloka kader Makassar merupakan satu bangunan dengan fasilitator. Dalam sistem perkaderan IPM disebut dengan pelatihan fasilitator dan pendampingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia fasilitator diartikan sebagai orang yang menyediakan fasilitas. Dalam konteks pelatihan maka, fasilitator berfungsi melancarkan proses belajar, menyediakan informasi baru, dan memperkaya pengalaman peserta. Sementara pendampingan berarti menemani atau menyertai peserta dampingan dari dekat. Dalam konteks pemberdayaan pendampingan berarti pola dukungan. Bentuknya seperti dukungan personil, tenaga pendamping, relawan atau pihak lain yang memberikan penerangan, dukungan teknis, dan penyadaran. Sejak dirumuskan di Makassar tahun 2002 yang lalu, konsepsi pendampingan tidak pernah lagi dibicarakan. Padahal, konsepsi tersebut masih bersifat umum. Sehingga tidak bi...