Catatan Pemikiran dan Refleksi

Monday, January 04, 2010

Posted by dg situru' | Monday, January 04, 2010 | No comments
Akhir tahun biasanya ditandai dengan torompet, kembang api, bakar-bakaran atau lainnya. Trotoar ramai oleh penjual. Tak ketinggalan bocak kecil pun meramaikan akhir tahun ini dengan berjualan terompet. Apalagi akhir tahun kali ini banyak liburnya. Sehingga beberapa orang berlibur keluar kota. Ada yang ke Bali, Bandung, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya.

Saya pun sebenarnya berencana ke Makassar. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya tidak jadi. Malam tahun baru saya lalui seperti biasanya. Karena bagi saya, tidak ada bedanya antara tahun baru dan tahun lama. Yang penting buat saya, bagaimana kita bisa menarik hikmah atau makna dari sebuah proses.


Hampir tidak ada catatan menarik di tahun 2008, rakyat tetap saja miskin, tertindas dan dipolitisasi. Pemerintah tetap saja bernafsu untuk melepas tanggungjawabnya di bidang pendidikan.

Para elit tetap saja mengumbar keberhasilannya yang semu. Klaim menjijikkan itu misalnya "kami telah berhasil menurunkan harga BBM". Ihh, menggelikan. Kalau mau konsisten, ya ikut standar harga internasional dong. Liberalisasi kok setengah-setengah, yang istiqomah dong.

Beberapa kasus-kasus kemiskinan, tenaga kerja, kelangkaan pupuk pun turut dipolitisasi dalam rangka mengeruk untung di pemilu 2009. Begitu juga dengan partai-partai Islam yang sok ingin mengakhiri politik aliran. Turut mengumbar-ngumbar janji dan sok bersih.

Termasuk ketua ormas yang satu itu, yang perilakunya seperti ketua partai saja. Sehingga amat susah lagi dibedakan antara statement seorang ketua partai atau ketua ormas modern. Ahhh.... susah benar. Kalau mau jadi presiden atau wakil presiden, minta izinlah, saya kira warga akan dengan senang hati memberi izin untuk maju.

Tahun 2009 merupakan tahun panas. Tahun ini sangat menentukan. Sebab tahun 2009 akan dilaksanakan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden. Sehingga tahun ini akan terjadi tarung yang sengit baik antar caleg atau pun antara calon presiden. Kepada masyarakat, hanya ada satu kata, jika memang tidak ada calon pemimpin yang jujur, cerdas, amanah dan fatanah. Sudahlah lebih baik GOLPUT sajalah. Mungkin itu pilihan yang amat sulit, tapi mesti dilakukan.

Sukses buat semuanya.

0 komentar:

Post a Comment

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter