Dalam sebuah forum pengajian Ramadhan tahun 2010 yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah terlontar kegundahan banyak peserta. Apa pasalnya? Setiap periode, Muhammadiyah memprogramkan penyusunan peta dakwah, tapi tidak pernah bisa direalisasikan. Masalahnya bukan tidak bisa nyusun? Apalagi tidak punya sumberdaya. Problem utama saya kira ketidak jelasan fungsi manajemen dalam struktur PP Muhammadiyah yaitu, siapa yang bertugas dalam penyusunan peta dakwah itu. Di abad ini, dimana perkembangan teknologi yang sangat maju maka, mengandalkan peta dakwah konvensional sudah saatnya ditinggalkan. Salah satu teknologi pemetaan yang sangat efisien ialah bagaimana pemamfaatan sistem informasi geografis (SIG/GIS) dalam menyusun peta dakwah Muhammadiyah. Apa itu GIS dan kenapa Muhammadiyah harus memakai teknologi ini? GIS ialah sistem infomasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, informasinya tentang p...
Tanggal 7 September 2010 saya berkesempatan menonton film "Sang Pencerah", besutan sutradara muda, Hanung Bramantyo di studio XXI, Demangan, Yogyakarta. Hadir Sutradara, Produser, Aktor, dan sejumlah budayawan seperti Butet dan teman-teman senimannya. Tampak hadir juga warga dan pimpinan Persyarikatan. Hanung dengan kerja-kerja budaya yang dilakukannya telah menyihir publik. Ia berceloteh entah berapa SKS (sistem kredit semester) tentang Ke-Muhammadiyah-an, tanpa ia harus berdiri berjam-jam untuk 4 sampai 6 semester mengajar Al-Islam Ke-Muhammadiyah-an di perguruan Muhammadiyah. Ia hanya butuh waktu 109 menit. Lantas semua penonton terperanjat. Memberi aplous. Tidak hanya warga, simpatisan dan elit Muhammadiyah. Tapi non muslim pun berucap kagum atas kiprah dan nilai-nilai yang ditauladankan oleh Kiai Ahmad Dahlan dalam celoteh Hanung. Hanung berhasil menampilkan nilai universal tentang Islam yang diajarkan oleh Kiai Dahlan. Nilai itu antara lain; toleran, terbuka dengan p...