Tanggal 7 September 2010 saya berkesempatan menonton film "Sang Pencerah", besutan sutradara muda, Hanung Bramantyo di studio XXI, Demangan, Yogyakarta. Hadir Sutradara, Produser, Aktor, dan sejumlah budayawan seperti Butet dan teman-teman senimannya. Tampak hadir juga warga dan pimpinan Persyarikatan. Hanung dengan kerja-kerja budaya yang dilakukannya telah menyihir publik. Ia berceloteh entah berapa SKS (sistem kredit semester) tentang Ke-Muhammadiyah-an, tanpa ia harus berdiri berjam-jam untuk 4 sampai 6 semester mengajar Al-Islam Ke-Muhammadiyah-an di perguruan Muhammadiyah. Ia hanya butuh waktu 109 menit. Lantas semua penonton terperanjat. Memberi aplous. Tidak hanya warga, simpatisan dan elit Muhammadiyah. Tapi non muslim pun berucap kagum atas kiprah dan nilai-nilai yang ditauladankan oleh Kiai Ahmad Dahlan dalam celoteh Hanung. Hanung berhasil menampilkan nilai universal tentang Islam yang diajarkan oleh Kiai Dahlan. Nilai itu antara lain; toleran, terbuka dengan p...
Catatan Pemikiran dan Refleksi